Saat ini, kesehatan mental (mental health) menjadi isu yang sedang hangat untuk dibicarakan. Ada rumor, bahwa anak-anak muda rawan terserang kesehatan mentalnya. Ada juga yang menggunakan frasa “kesehatan mental” untuk menjadi olok-olok. Namun, apa kita sudah benar-benar memahami apa itu kesehatan mental? Dengan tulisan ini aku ingin mencoba menjelaskan apa itu kesehatan mental
Apa Itu Mental dalam Konteks Kesehatan Mental
Sebelum kita bahas tentang kesehatan mental, kita kenalan dulu dengan apa itu mental. Kata mental berasal dari bahasa Latin mentālis yang berarti: akal, jiwa, kesadaran. Menurut APA (American Psychological Association), Mental adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pikiran (mind), termasuk persepsi, emosi, memori, pemikiran, dan proses internal lainnya.
Kata mental sebenarnya sudah lama digunakan, yaitu sejak abad ke 14-15 dan digunakan dalam konteks filsafat dan gereja. Pada abad ke 19 kata mental mulai masuk ke dunia psikologi. Frasa mental health (kesehatan mental) diperkenalkan sejak 1853 dan mental illness sekitar tahun 1800-an. Artinya, kesehatan mental sebenarnya bukan hal yang baru. Hanya saja akhir-akhir ini istilah tersebut sering digunakan.
Penyakit Mental
Lawan dari sehat adalah sakit, artinya, orang yang sehat adalah orang yang tidak sakit. Begitu juga orang yang mentalnya sehat adalah orang yang mentalnya tidak sakit. Lantas, apa saja yang termasuk dalam golongan penyakit mental. Berikut ini adalah daftar beberapa penyakit mental yang umum ditemui.
Depresi (Major Depressive Disorder)
Kata depresi sering sekali kita temui, begitu kita melihat teman yang murung kita cenderung akan menganggapnya depresi. Definisi sebenarnya dari depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan rasa sedih yang mendalam, kehilangan minat dan hilangnya energi selama minimal 2 minggu. Jadi ingat, kalau belum 2 minggu belum bisa disebut sebagai depresi. Bisa jadi itu hanya sedih yang sementara.
Gejala orang depresi antara lain: kehilangan semangat, sulit tidur atau malah terlalu banyak tidur, merasa tidak berharga, ingin bunuh diri.
Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)
Kalau gangguan kecemasan ini sering aku temui pada diriku sendiri. Definisi umumnya dari gangguan kecemasan adalah rasa takut atau khawatir berlebihan yang tidak proporsional terhadap situasi sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Kombinasi genetik dan kimia otak
- Pengalaman traumatis di masa kecil
- Stres kronis
- Pola pikir perfeksionis
Yang menyebabkan aku kadang mengalami gangguan kecemasan adalah yang terakhir, yaitu pola pikir perfeksionis. Saat ini aku sudah belajar untuk tidak selalu perfeksionis.
Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar mungkin jarang kita dengar. Namun, data WHO dan NIMH (National Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa 1-3% populasi dunia mengalami gangguan bipolar dalam hidupnya. Gangguan bipolar adalah gangguan suasana hati (mood disorder) di mana seseorang mengalami episode mania/hipomania (mood sangat tinggi, energi meledak) dan episode depresi (mood sangat rendah, kehilangan energi).
Gangguan bipolar sekilas mirip dengan mood swing, tapi ini tidak sekedar mood swing. Mood sangat tinggi pada bipolar berlangsung cukup lama bisa 1 sampai 7 hari, kemudian mengalami depresi minimal 2 minggu. Kalau mood swing pergantiannya biasanya cukup cepat, yaitu dalam hitungan jam.
Skizofrenia
Penyakit ini tidak umum, tapi mungkin sering kita dengar. Penyakit ini yang pernah menyerang John Nash dalam film Beautiful Mind. Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berfikir, merasakan dan berperilaku. Biasanya ditandai dengan halusinasi (mendengar suara), delusi dan pikiran yang kacau. Penyakit ini biasanya disebabkan karena faktor genetik, ketidak seimbangan dopamin dan glutamat di otak, dan trauma psikologis.
Sebenarnya masih ada beberapa penyakit umum yang berkaitan dengan mental. Namun, karena keterbatasan aku tidak menyebutkannya satu per satu. Berikut beberapa penyakit lain yang umum.
Sakit Mental Saat Ini
Kenapa saat ini penyakit mental banyak ditemui? Sedangkan dulu, rasanya jarang ada orang yang terkena penyakit mental. Hal ini kemungkinan terjadi karena dulu banyak yang tidak menyadari tentang keberadaan sakit mental. Jaman dulu orang hanya mengenal sakit fisik. Sakit-sakit yang berhubungan dengan mental sering dikaitkan dengan penyakit mistis seperti kerasukan setan. 👻
Dulu, konsep penyakit mental itu belum begitu jelas, sekarang sudah cukup jelas. Bahkan, saat ini sudah ada alat diagnosis resmi (seperti DSM & ICD) untuk mengenali penyakit seperti depresi, bipolar, OCD, dll.
Bahaya Sakit Mental
Sekarang apakah sakit mental itu berbahaya? Kan tidak sampai mengenai fisik? Memang benar sakit mental itu adanya hanya dipikiran, tidak seperti sakit fisik yang terlihat dengan jelas. Namun, jika tidak ditangani, penyakit mental bisa mengancam nyawa kita. Berikut ini beberapa resiko yang mungkin terjadi pada orang yang menderita sakit mental:
- Risiko bunuh diri sangat tinggi
- Menggerogoti kesehatan tubuh
- Menghancurkan kualitas hidup
- Membawa bahaya sosial
Sakit mental memang berawal dari pikiran, tetapi dampaknya sangat nyata pada tubuh, kehidupan, bahkan nyawa. Sama seperti penyakit fisik, gangguan mental juga perlu perhatian serius, karena membiarkannya bukan hanya membuat hidup sengsara, tetapi juga bisa berakhir fatal.
Menjaga Kesehatan Mental
Nah, kalau kita sudah tahu bahayanya sakit mental, sekarang bagaimana cara kita menjaga kesehatan mental. Kalau menjaga kesehatan fisik kan kita sudah tahu —olahraga, makan bergizi, cukup tidur. Berikut ini beberapa langkah untuk menjaga agar mental kita tetap sehat.
- Jaga rutinitas dasar tubuh dengan tidur cukup, makan bergizi dan olahraga.
- Kelola stres dengan cara yang sehat, seperti: relaksasi, menulis, melukis, dan belajar bilang tidak. Selalu bilang iya akan menyebabkan stres.
- Bangun koneksi sosial yang baik, seperti: ngobrol atau ketemu dengan teman dan bergabung dengan komunitas. Interaksi sosial akan menjadi pelindung alami dari depresi & kesepian.
- Melatih pikiran dan emosi dengan cara:
- self-reflection (refleksi diri) dengan menulis jurnal harian. Bukan jurnal akademik lho, nanti tambah stres kalau itu.
- tidak menekan kesedihan atau kemarahan. Luapkan saja, tapi luapkan yang bener ya. Jangan asal marah-marah yang tidak jelas.
- berfikir realistis dan positif
- Batasi hal-hal yang merusak mental, seperti:
- paparan berita negatif dan media sosial berlebih
- hindari alkohol, narkoba dan pelarian tidak sehat
- kenali toxic people, orang selalu meremehkan atau menguras energimu
- Cari bantuan saat dibutuhkan. Kalau mendapati indikasi stres berat, depresi atau kecemasan segeralah datang ke psikolog/psikiater
Penutup Kesehatan Mental
Nah, setelah mengetahui apa itu sakit mental, sebaiknya kita mulai benar-benar menyadari keberadaannya. Aku berharap teman-teman juga lebih peka terhadap orang di sekitar kita. Jangan sampai sikap kita—meski tanpa sadar—merendahkan atau mengabaikan teman yang terindikasi depresi, karena itu hanya akan memperburuk keadaannya. Ingatlah, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan kepedulian kecil dari kita bisa jadi penyelamat besar bagi mereka yang sedang berjuang.