Kunjungan ke Barito Selatan

Hari Senin tanggal 1 Juli 2025, aku mendapat tugas kunjungan ke Barito Selatan. Tugas tersebut dalam rangka melakukan seleksi calon mahasiswa program kerja sama antara Universitas Negeri Malang dengan Kabupaten Barito Selatan. Calon mahasiswa yang akan di tes ada sebanyak 26 anak. Aku ikut ke sana karena aku ditugaskan sebagai tim IT yang akan menangani tes. Berikut ini adalah kisah perjalananku ke Kabupaten Barito Selatan.

Pesawat menuju ke Barito Selatan dijadwalkan berangkat pada pukul 14.00 WIB dari Bandara Juanda Surayaba. Jadi kami berangkat dari Malang pukul 11.00 dan sampai kira-kira pukul 13.00. Aku sudah membayangkan tidak akan bosan di Bandara karena waktu tunggunya cukup singkat. Tapi, ternyata bayanganku meleset, pesawat tersebut delay hingga 2 jam. Setelah menunggu lama akhirnya pesawat kami mulai boarding. Kami tiba di bandara udara Tjilik Riwut Palangkaraya pukul 17.30.\

Palangkaraya ke Barito Selatan

Sesampainya di Bandara, kami sudah ditunggu oleh pegawai dari Pemerintah Kabupaten Barito Selatan bernama Pak Wahyu. Selama kunjungan ke Barito Selatan, Pak Wahyu yang akan mendampingi kami. Sebelum kami mulai perjalanan darat, kami menyempatkan diri untuk makan malam terlebih dahulu.

Bandara Tjilik Riwut, kunjugan ke barito selatan

Perjalanan darat dari Palangkaraya menuju Kabupaten Barito Selatan bukanlah perjalanan yang mudah. Kami harus menempuh jarak kurang lebih 211km, atau setara dengan pulang pergi Malang Surabaya. Bedanya kami tidak melakukan perjalanan melalui jalan tol. Jalan yang kami lalui adalah jalan antar kota biasa. Banyak jalan yang mulus, tapi tidak jarang juga ada lubang. Selain itu tantangannya adalah jalanan itu tidak ada lampu jalannya. Sekitar 3 jam perjalanan dari total 4 jam kami tidak bisa mendapatkan sinyal internet. Jadi di dalam mobil yang gelap, kanan kiri gelap dan tidak ada sinyal. Untung Pak Wahyu sangat piawai dalam mengendarai mobil di kegelapan malam.

Akhirnya setelah 4 jam perjalanan darat itu aku merasakan mual akibat mabuk darat. Aku segera merebahkan diri di Hotel Pelita. Tapi, jangan bayangkan hotel di Barito Selatan sama dengan hotel berbintang. Hotel tersebut lebih mirip dengan kos-kosan. Bagiku itu tidaklah penting, yang terpenting aku bisa segera merebahkan diri karena kepalaku sangat pusing.

Kegiatan Kunjungan ke Barito Selatan

Paginya aku bangun dengan kepala masih terasa sangat pusing. Tapi, aku tidak boleh rebahan karena harus melakukan aktivitas tes di SMKN 1 Buntok. Akhirnya aku ke minimarket di dekat hotel untuk membeli minyak. Untungnya hotel ini sangat dengan 2 mini market terkenal yaitu alfa dan indo.

Sesampainya di sekolah, ternyata para peserta sudah menunggu. Aku segera melakukan setup aplikasi tes, kemudian memandu para peserta untuk melakukan tes. Tes tersebut berlangsung selama 2 jam. Disela menunggu, aku berusaha untuk sesekali berjalan dan memanaskan diri di bawah sinar matahari. Aku berharap dengan begitu rasa pusing di kepalaku memudar.

sesi wawancara kunjungan ke barito selatan

Setelah sesi tes selesai, dilanjutkan dengan sesi wawancara yang selalu menjadi momen haru. Para peserta ini sebenarnya anak yang kurang mampu, Pemerintah Barito Selatan memberikan mereka beasiswa agar mereka dapat kuliah. Tapi mereka harus di tes untuk menentukan Program Studi yang bisa mereka ambil. Beberapa yang membuat momen haru antara lain:

  1. Ternyata ada beberapa dari mereka yang menuju SMKN 1 Buntok dengan cara yang tidak mudah. Ada yang diantar pakai motor 4 jam.
  2. Ada yang teriak histeris seolah tidak percaya dia bisa kuliah.
  3. Ada yang menangis hingga di luar gerbang sekolah

Aku sangat terharu melihat momen-momen itu.

Sangat beruntung tes kali ini berjalan dengan lancar tanpa intervensi. Tahun sebelumnya kami ada intervensi dari pihak pemerintah kabupaten sehingga tes berjalan sangat lama karena harus memberikan penjelasan. Tes sebelumnya baru selesai pukul 18.00, tapi sekarang selesai pukul 13.00

Sore dan Malam Hari di Barito Selatan

Setelah tes, aku segera merebahkan diri kembali di Hotel. Aku bangun pukul 16.00 dengan kepala yang masih pusing. Jadi aku segera mandi dan keluar untuk jalan kaki menikmati sore hari yang ternyata masih cukup panas. Aku berjalan kira-kira 2 km menuju ke arah Kantor Bupati Kabupaten Barito Selatan. Sore yang cukup tenang menurutku, tidak ada kemacetan sama sekali. Aku menyempatkan duduk santai di depan Kantor Bupati, lalu kembali ke hotel.

Malam harinya, ada pihak pemerintahan yang mengajak kami makan di luar. Kami dijemput ke hotel dan makan Bakso di dekat sungai Barito. Ternyata yang jual bakso adalah orang wonogiri. Meskipun Barito Selatan ada di Kalimantan, tapi tidak sedikit orang yang berasal dari Jawa. Pihak pemerintah yang mengajak kami makan aslinya juga Solo Jawa Tengah.

Akhir Kunjungan ke Barito Selatan

Hari terakhir di Barito Selatan adalah hari Rabu tanggal 3 Juli 2025. Kami harus kembali ke Malang, bedanya kami akan melakukan perjalanan darat dari Barito Selatan pukul 8.30. Ini berarti kami tidak akan melalui jalan gelap selama 4 jam, tapi untuk sinyal yang tidak ada itu masih tetap. Anehnya, delay 2 jam juga tetap. Pesawat dari Bandara Tjilik Riwut dijadwalkan berangkat pukul 14.30, tapi kami tetap berangkat pukul 16.30. Kami sampai di Surabaya pukul 15.30 dan pulang ke rumah menggunakan travel yang kira-kira ditempuh dalam waktu 2 jam.

Nah, demikianlah kisah kunjungan ke Barito Selatan. Perjalanan tersebut cukup menantang, tapi perjalanan tersebut juga sangat mengharukan. Bertemu anak-anak yang penuh semangat dan harapan, membuatku kembali bersyukur atas segala kemudahan yang sering kali kita anggap biasa saja

Ardhan Wahyu Rahmanu
Ardhan Wahyu Rahmanu

Aku adalah seorang pemikir sistematis yang idealis, mandiri, dan reflektif — terus-menerus membangun hidup yang bermakna melalui belajar, bekerja, menulis, dan menjaga arah hidup yang sadar.

Articles: 98

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!