Perbedaan partisi linux dan windows sangatlah mencolok. Partisi linux sangatlah berbeda, di linux kita menggunakan sistem hirarki. Jika windows menggunakan hard disk untuk menyimpan data, maka linux memasangkan hard disk ke direktori untuk menyimpan data. Apa maksdunya ini? Bukannya sama saja ya? Oke, kita jelaskan di bawah ya.
Sebelumnya aku telah menulis alasan kenapa aku pindah ke linux. Sekarang aku mau menunjukkan apa saja yang berubah ketika kita berpindah dari windows ke linux. Salah satunya adalah perbedaan partisi linux dengan windows.
Format Partisi Linux
Perbedaan partisi linux yang pertama adalah jenis sistem file yang bisa digunakan. Di windows kita mengenal sistem file seperti FAT32, NTFS, exFAT, dll sendangkan di Linux sistem file yang digunakan adalah ext3, ext4, XFS, Btrfs, dan lain-lain. Biasanya yang kita gunakan adalah ext4. Secara umum windows tidak dapat membaca disk yang diformat menggunakan sistem file di linux. Sebaliknya, linux dapat membaca sistem file milik windows.
Di windows, saat pertama kali menginstall OS, biasanya kita diminta untuk menentukan partisi harddisk. Biasanya partisinya dinamai dengan C, D, E ….dst, dimana C digunakan untuk sistem operasi sedangkan D, E, F dan seterusnya bebas sesuai keinginan kita. Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa partisi dimulai dari C dan bukan A?. Ini merujuk pada sejarah sistem operasi tersebut. Dimana A,B disiapkan untuk dipakai sebagai Floppy Disk Drive. Mungkin teman-teman yang lahir era 2000-an tidak pernah bertemu dengan FDD. Meskipun FDD sekarang sudah tidak ada, partisi drive C masih dipertahankan.

Perbedaan partisi linux dengan windows adalah kita tidak akan menemukan disk ABC. Yang akan kita temukan adalah /dev/sda dimana dev berarti “device” dan sda adalah HDD pertama yang terdeteksi oleh sistem. Jika ada HDD lagi (kita menggunakan HDD) maka HDD kedua tersebut akan bernama /dev/sdb. Jika kita melakukan partisi terhadap /dev/sda maka partisi itu akan menjadi /dev/sda1, /dev/sda2, dan seterusnya.
Penggunaan Sistem Hirarki
Linux menggunakan sistem hirarki direktori yang dimulai dengan root “/”. Di bawah root ada banyak direktori, misalnya “/boot”, “/etc”, “/usr”, “/home”, dan lain sebagainya. Partisi /dev/sda akan di-mount ke direktori-direktori tersebut. Jika kita hanya memiliki 1 partisi dan mount partisi tersebut ke root, maka yang terjadi adalah setiap direktori di bawah root akan menggunakan partisi tersebut. Jika kita punya 2 partisi dan mount partisi /dev/sda1 ke root dan /dev/sda2 ke home maka setiap direktori di bawah root selain home akan menggunakan /dev/sda1 sedangkan home akan menggunakan /dev/sda2.

Perbedaan partisi linux dengan windows selanjutnya adalah di linux kita tidak bisa mengakses file dengan cara mengakses partisinya seperti D:\Entertaintment\Music. Setiap partisi di linux harus ditautkan (mount) ke direktori (kita menyebut direktori sebagai pengganti folder) agar kita bisa menggunakannya. Contohnya untuk mengakses musik lokasinya ada di /home/ardhanx/Music dimana ardhanx adalah nama user. Jadi jangan berharap untuk mengakses /dev/sda1/…. Jika nantinya ada disk externel semisal flashdisk, flashdisk tersebut biasanya akan ditaukan ke direktori di bawah direktori “/media”.
Perbedaan partisi linux selanjutnya adalah kita bisa menambahkan yang namanya partisi swap. Partisi swap disebut sebagai Virtual Memory dan ini digunakan untuk mendukung kinerja RAM. Partisi swap yang disarankan biasanya 2 kali RAM fisik yang kita miliki. Misal kita punya RAM 2GB maka kita perlu membuat partisi swap sebesar 4GB. Partisi ini akan membantu RAM dengan cara memindahkan data yang tidak digunakan di RAM ke Swap saat RAM mulai penuh.
Demikian penjelasan tentang perbedaan partisi linux dengan windows. Saat installasi kita tidak perlu bingung dengan istilah-istilah di atas karena installasi linux saat ini sudah menggunakan antarmuka yang mudah untuk dipahami. Semoga tulisan di atas dapat memberikan wawasan dan pengetahuan untuk teman-teman semua.